MENAKLUKAN ALAM
Awal manusia menempati alam ini,
bersamaan waktunya manusia sudah menyadari bahwa tempat tinggalnya (alam)
memperlihatkan fenomena-fenomena yang menakjubkan. Ada keindahan, keanehan dan
adapula kengerian yang dipertunjukan oleh alam. Disamping keagungan yang tak
terlukiskan, alam juga menunjukan kekuatannya
yang membuat perasaan menjadi takut,
heran dan bahagia.
Kesadaran manusia tidak terbatas
untuk menikmati dan merasakan keajaiban alam, lebih dari itu manusia juga
berusaha menaklukan dasyatnya kekuatan alam. Daya fikir telah dikerahkan oleh
manusia, ada yang menempuh jalan fisik seperti pada cabang ilmu sosiologi,
biologi dan antropologi, cara ini mengandalkan tahapan dan aturan-aturan yang
mesti dipatuhi hingga hasilnya dapat dicerna oleh rasio.
Para spiritual seperti pendeta,
rahib, kiyai, dukun dan kepala adat
biasanya menempuh jalan metafisik. Jalan metafisik umumnya tidak mempunyai pedoman yang tetap, karena dasar
metafisik adalah keyakinan dan keimanan.
Bagi kaum Muslimin yang menapaki
tahap haqqul yakin, lebih memilih dasar-dasar ilmu yang bersumber dari
Al-Qur’an dan Al-Hadist dalam mempelajari alam. Diantaranya adalah Firman
Allah,
Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman, “Aku hendak
menjadikan khalifah” di muka bumi…. (Al-Baqarah : 30) Khalifah artinya wakil
Allah.
Beberapa kali saya diminta
bantuan oleh pejabat kecamatan untuk mengendalikan hujan, sebab akan datang
pejabat kabupaten ke kecamatan kami. Saya maklumi permitaan pejabat kecamatan,
sebab dari buah bibir, orang-orang mengenal saya sebagai supranatural.
Alhamdulillah atas izin Allah, acara berjalan lancar padahal langit terlihat
telah mendung tebal, namun hujan tidak turun mengacaukan acara.
Banyak orang yang datang kepada
saya ingin berguru, atau menuntut ilmu.
Moment seperti inilah yang paling saya sukai, sebab saya dapat
mengamalkan ilmu ini agar bermanfaat bagi manusia. Juga pada kesempatan ini,
saya akan buka dengan gamblang cara-caranya, tentang hasilnya tentu tergantung
izin Allah, akan tetapi jika dengan penuh keyakinan dan dapat diterima oleh
rasio dan akal maka ilmun yang akan Anda pelajari bukanlah suatu aneh bahkan
seperti biasa-biasa saja.
Sebelum berlanjut, saya terangkan
sedikit bahwa pengetahuan ini berhubungan dengan metafisik, meskipun metafiasik
tetapi bukan klenik namun sudah menjadi sains yang cukup rasio.
Saya pernah menulis konsepsi
manusia sebagai khalifah di Harian
Banyuasin (Koran lokal), Sumatra Selatan. Dari tulisan itu, setelah mendalami
tulisan saya sendiri, ternyata ada fakta bahwa kita memang telah menerima
anugrah dari Allah untuk menjabat sebagai khlifah. Artinya siapapun yang merasa
dirinya sebagai manusia, sangat banyak peluangnya untuk dapat mengendalikan alam.
Syaratnya tidak banyak, hanya dua syarat saja yaitu jika ingin dipatuhi oleh
siapapun yang pertama Anda harus teladan
dan yang kedua Anda harus sering memberi.
Teladan artinya, dapat menjadi
panutan, menjaga sikap dan mawas diri. Coba saja Anda larang serobongan anak
muda yang sedang minum-minuman keras, sementara anda sendiri adalah pemabuk
berat. Pasti perintah Anda hanya akan menjadi tertawaan saja atau tak mungkin
para pemuda itu patuh. Berbeda peritiwanya apabila di dalam hidup anda tak
pernah menyentuh miniman keras dan sikap Anda santun terhadap para pemuda tadi,
sebelum Anda perintahkan, baru terlihat dari kejauhan bahwa Anda akan menuju
mereka, mereka para pemuda (yang sedang minum-minuman keras) cepat-cepat menyembunyikan minumannya dan pura-pura
menyadi orang baik kemudian Anda akan disapa dengan salam. Ini contoh teladan.
Contoh suka memberi, pada
dasarnya setiap makhluk pasti senang
diberi. Hewan yang liar dapat menjadi jinak dan perampok yang ganas akan
menjadi pelindung Anda, jika Anda suka memberi.
Tidak terkecuali, angin, air, bumi, langit, matahari, hama tukus, dan lain
sebagainya semuanya itu juga sebagai makhluk Allah dan manusia adalah khlifahnya.
Masalahnya adalah pernahkah Anda berfikir bahwa Anda adalah khalifah?
Mungkin di dalam hidup, Anda pernah mendengar bahwa
ada orang sakti yang dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain
padahal harus menyebrangi lautan, namun orang sakti itu hanya memerlukan waktu yang sangat singkat dan tidak memerlukan ongkos? Bagi
sebagian orang memang ada yang pernah mendengar cerita sedemikian, tetapi dari yang pernah mendengarnya hanya sebagian
kecil saja yang percaya, sebab cerita tersebut dianggap sangat tidak masuk akal, tahayul dan
omong kosong.
Bagi saya, orang sakti yang
dianugrahi ilmu bisa melintasi bumi dalam sekejap sangatlah rasional dan memang
benar-benar ada. Misalnya pilot pesawat terbang, karena bisa mengendalikan
pesawat, maka pilot dapat terbang dari daerah ke daerah lain bukan saja sang
pilot tidak pakai ongkos, malah dia dibayar mahal karena bisa terbang. Sama
saja tentang orang sakti menurut cerita tadi, karena dia dapat memerintahkan
angin untuk menerbangkannya, atau mungkin juga dia dapat memerintahkan bumi
agar berkerut maka bukan mustahil ia dapat berpindah tempat dalam sekejap.
Teladan terhadap bumi, berarti
jangan sombong berjalan di atasnya, teladan terhadap air, jangan mengotori dan
menyia-nyiakan air, selalu berdoa jika ingin menggunakan air. Teladan terhadap
langit, jangan suka mengeluh terhadap musim yang diturunkan dari langit,
Teladan terhadap binatang, tidak boleh membunuh binatang jika tidak mengganggu.
Teladan terhadap tanaman, tak perlu menebang tanaman sembarangan dan teladan
terhadap angin, gunakanlah setiap nafas anda dengan zikir kepada Allah.
Demikian contoh contoh teladan.
Sering memberi tidak melulu
dengan materi, mendoakan langit, mendoakan, angin, mendoakan bumi atau apa saja
sebagai makhluk Allah kita doakan seperti ini, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu
agar sudilah Engkau memberi, rakhmat, rizki, berkah dan ridlo kepada anu…, anu…, anu… dan sebagainya, amin!” Akan
lebih baik jika ditambah Sholawat Nabi dan surah Al-Fatihah diakhirnya. Memang
awalnya terdengar asing, jika mendoakan angin, air, bumi, hewan bahkan saudara
sesama muslim dari golongan jin.
Pernahkah Anda ketahui? Bahwa
bumi yang kita injak-injak ini kelak diakhirat akan menjadi saksi atas
perbuatan kita selama berada di perutnya. Bumi sebenarnya memiliki nyawa dan akan berbicara sejujurnya kepada Allah, apakah kita
dahulu semasa hidup selalu bersujud menyembah Allah ataukah kita sombong di
atas bumi?
Air juga pasti ngomong apabila
air pernah disedakahkan kepada orang yang kehausan oleh Anda, maka air akan
menyelamatkan anda dari siksa api neraka. Demikian juga angin yang Anda gunakan
untuk berbicara fitnah maka angin akan memberatkan anda tenggelam di neraka,
akan tetapi sebaliknya jika angin atau udara senantiasa untuk bertutur baik dan
bertasbih maka ia akan menjadi teman pembela dan mendukung Anda naik ke surga. Jadi mereka tidak mati seperti yang dikatakan
ilmu materi atau ilmu fisik. Saya tegaskan disini kita sedang belajar tentang
metafisik.
Orang Muslim meyakini bahwa,
angin, air, gunung, hewan dan semua mahkluk memliki nyawa dan sekarang sedang bertasbih memuji Allah Yang Maha Agung.
Hidup berarti bisa diperintah,
terbukti para Nabi ada yang dapat memerintah hewan dan jin (Nabi Sulaiman as.),
ada yang dapat memerintahkan laut hingga terbelah (Nabi Ibrahim as.), ada juga
Nabi yang dapat memengusir penyakit (Nabi Isa as.) dan sebagainya. Para nabi
adalah manusia manusia teladan itulah sebabnya ia dipatuhi perintahnya oleh
makhluk Allah.
Memang kehebatan para Nabi jauh
lebih tinggi dibandingkan kita manusia awam, hal itu wajar, sebab keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah jauh dibawah para Nabi, namun bukan berarti tidak bisa sama sekali. Predikat kenabian para nabi mustahil dapat kita tiru sebab hanya Allah yang menetapkan mereka sebagai nabi dan rasul, namun ada satu persamaan
kita dengan para nabi yaitu manusia sebagai khalifah.
Pada sebuah kisah dari Qais bin
al-Hajjaj, dari seorang yang bercerita
kepadanya. Ketika negri Mesir dibebaskan, penduduk Mesir datang menemui Amr bin
Al ‘Ash, saat itu telah tiba bulan bu’nah (bulan Mesir), mereka berkata kepada
Amr bin Al ‘Ash, Wahai gubernur, sungai Nil kami ini memiliki tradisi, ia tidak
akan mengalir jika tradisi ini tidak dilaksanakan.”
Amr bin Al ‘Ash bertanya, “Apakah
tradisi itu?”
“Jika telah lewat duabelas malam dari hitungan bulan ini, kami meminta seroang
anak perawan dari orang tuanya, hingga orang tuanya rela menyerahkannya.
Kemudia kami hiasi anak perawan itu dengan pakaian dan perhiasan yang paling
baik, lalu kami buang ke sungai Nil.” Jawab mereka.
Amr bin Al’Ash berkata kepada
mereka, “Tradisi seperti itu tidak ada
di dalam Islam dan Islam akan menghancurkan tradisi-tradisi seperti itu.”
Kemudian berlalu bulan Bun’ah
(bulan kesebelas menurut hitungan kalender Qubti), sedangkan sungai Nil tetap
tidak mengalir. Akhirnya para penduduk Mesir memaksa akan melaksanakan tradisi
tersebut. Maka Amr bin Al ‘Ash mengirim
surat kepada Umar bin Al-Khatab tentang masalah tersebut. Umar bin Al-Khatab
membalas suratnya, “Apa yang telah engkau lakukan itu benar. Saya telah
mengirim satu kartu di dalam surat saya. Buanglah kartu itu ke dalam sungai
Nil.”
Ketika surat Umar bin Al-khatab
tiba, Amr bin Al ‘Ash, mengambil kartu
tersebut di dalamnnya tertulis, “Dari
hamba Allah, Umar Amirul Mukminin, untuk sungai Nil penduduk Mesir. Amma ba’du,
jika engkau mengalir karena kehendakmu dan perkaramu maka janganlah engkau
mengalir, kami tidak membutuhkanmu. Jika engkau mengalir karena perintah Allah
Yang Maha Esa dan Kuasa, Dialah yang telah membuatmu mengalir. Kami memohon
kepada Allah agar Ia membuatmu mengalir.” Kemudian Amr Bin Al ‘Ash membuang
kartu itu ke dalam sungai Nil. Pada pagi hari Sabtu Allah membuat sungai Nil
mengalir sampai 16 hasta dalam satu malam. Akhirnya tradisi jelek penduduk Mesir
hilang sampai saat ini.
Kisah di atas menunjukan bahwa
keteladanan Umar Bin Khatab dapat memerintah sungai Nil agar mengalir airnya,
meskipun hanya melalui sepucuk kartu, sungai Nil dapat patuh tentu semua itu
karena izin Allah. Berlaku bagi Umar Bin Khatab berlaku pula bagi manusia yang
lain apabila keteladanan kita sebanding dengan beliau (Umar Bin Khatab) maka
sebanding pula ridho Allah kepada kita.
Dari Abdullah Bin Mas’ud, ia
berkata, “Kami menganggap tanda-tanda mukjizat itu
sebagai berkah, sedangkan kamu menganggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan.
Kami pernah bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, air yang ada hanya
sedikit. Rasulullah berkata, “Mintalah kelebihan air.” Kaum muslimin membawa bejana berisi sedikit
air. Kemudian Rasulullah memasukan tangannya ke dalam bejana tersebut. Kemudia
beliau berkata: “Marilah kepada kesucian yang diberkati, berkah itu dari
Allah.” Saya melihat air mengalir dari antara jari jemari Rasulullah. Kami
mendengar makanan-makanan itu bertasbih ketika makan itu dimakan.”
Dalam memberi doa kepada makhluk
Allah, janganlah ditargetkan dengan jumlah tertentu, doakan mereka dengan
keikhlasan, pada waktu-waktu yang senggang, akan lebih baik pada waktu-waktu
selesai sholat.
Logikanya bahwa siapapun yang
sering dikasih kebaikan, biarpun ia seorang perampok kejam, namun anda sering memberi meskipun hanya berupa doa-doa
yang baik, sikap yang baik, maka ia akan berkata, “Jika ada yang mengganggu
Anda kasih tahu saya!”
Perampok akan membela anda, babi
hutan, belalang dan tikus malu merusak tanaman padi Anda, bumi akan menyesatkan
perjalanan orang jahat yang akan menuju rumah Anda, air hujan akan patuh kepada
Anda agar tidak turun dahulu sebab saat ini ada kegiatan manusia yang
bermanfaat bagi orang banyak. Mereka semua akan patuh kepada anda sebab mereka
semua telah berteman dengan Anda, hanya karena Anda mendoakan yang baik dan
tulus buat mereka.
Tidak perlu kita bertapa di
gunung, di goa, di kuburan atau berpuasa melewati batas-batas syariat agama
terutama agama Islam. Apalagi memakai jimat-jimat dan membaca mantra-jampi yang
kita tidak faham maknanya dengan harapan bisa mendapat kesaktian. Kelakuan
seperti itu sangat tidak rasio dan lebih
kepada jahilliyah.
Tabuan Asri, 14 November 2014
UNTUNG IRIANTO