Jumat, 14 November 2014

MENAKLUKAN ALAM


MENAKLUKAN ALAM


Awal manusia menempati alam ini, bersamaan waktunya manusia sudah menyadari bahwa tempat tinggalnya (alam) memperlihatkan fenomena-fenomena yang menakjubkan. Ada keindahan, keanehan dan adapula kengerian yang dipertunjukan oleh alam. Disamping keagungan yang tak terlukiskan, alam juga menunjukan kekuatannya yang membuat perasaan menjadi takut, heran dan bahagia.

Kesadaran manusia tidak terbatas untuk menikmati dan merasakan keajaiban alam, lebih dari itu manusia juga berusaha menaklukan dasyatnya kekuatan alam. Daya fikir telah dikerahkan oleh manusia, ada yang menempuh jalan fisik seperti pada cabang ilmu sosiologi, biologi dan antropologi, cara ini mengandalkan tahapan dan aturan-aturan yang mesti dipatuhi hingga hasilnya dapat dicerna oleh rasio.

Para spiritual seperti pendeta, rahib, kiyai, dukun dan kepala adat biasanya menempuh jalan metafisik. Jalan metafisik umumnya tidak mempunyai pedoman yang tetap, karena dasar metafisik adalah keyakinan dan keimanan.

Bagi kaum Muslimin yang menapaki tahap haqqul yakin, lebih memilih dasar-dasar ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist dalam mempelajari alam. Diantaranya adalah Firman Allah,

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman, “Aku hendak menjadikan khalifah” di muka bumi…. (Al-Baqarah : 30)   Khalifah artinya wakil Allah.

Beberapa kali saya diminta bantuan oleh pejabat kecamatan untuk mengendalikan hujan, sebab akan datang pejabat kabupaten ke kecamatan kami. Saya maklumi permitaan pejabat kecamatan, sebab dari buah bibir, orang-orang mengenal saya sebagai supranatural. Alhamdulillah atas izin Allah, acara berjalan lancar padahal langit terlihat telah mendung tebal, namun hujan tidak turun mengacaukan acara.

Banyak orang yang datang kepada saya ingin berguru, atau menuntut ilmu.  Moment seperti inilah yang paling saya sukai, sebab saya dapat mengamalkan ilmu ini agar bermanfaat bagi manusia. Juga pada kesempatan ini, saya akan buka dengan gamblang cara-caranya, tentang hasilnya tentu tergantung izin Allah, akan tetapi jika dengan penuh keyakinan dan dapat diterima oleh rasio dan akal maka ilmun yang akan Anda pelajari bukanlah suatu aneh bahkan seperti biasa-biasa saja.

Sebelum berlanjut, saya terangkan sedikit bahwa pengetahuan ini berhubungan dengan metafisik, meskipun metafiasik tetapi bukan klenik namun sudah menjadi sains yang cukup rasio.

Saya pernah menulis konsepsi manusia sebagai  khalifah di Harian Banyuasin (Koran lokal), Sumatra Selatan. Dari tulisan itu, setelah mendalami tulisan saya sendiri, ternyata ada fakta bahwa kita memang telah menerima anugrah dari Allah untuk menjabat sebagai khlifah. Artinya siapapun yang merasa dirinya sebagai manusia, sangat banyak peluangnya untuk dapat mengendalikan alam. Syaratnya tidak banyak, hanya dua syarat saja yaitu jika ingin dipatuhi oleh siapapun yang pertama Anda harus teladan dan yang kedua Anda harus sering memberi.

Teladan artinya, dapat menjadi panutan, menjaga sikap dan mawas diri. Coba saja Anda larang serobongan anak muda yang sedang minum-minuman keras, sementara anda sendiri adalah pemabuk berat. Pasti perintah Anda hanya akan menjadi tertawaan saja atau tak mungkin para pemuda itu patuh. Berbeda peritiwanya apabila di dalam hidup anda tak pernah menyentuh miniman keras dan sikap Anda santun terhadap para pemuda tadi, sebelum Anda perintahkan, baru terlihat dari kejauhan bahwa Anda akan menuju mereka, mereka para pemuda (yang sedang minum-minuman keras)  cepat-cepat menyembunyikan minumannya dan pura-pura menyadi orang baik kemudian Anda akan disapa dengan salam. Ini contoh teladan.

Contoh suka memberi, pada dasarnya setiap makhluk  pasti senang diberi. Hewan yang liar dapat menjadi jinak dan perampok yang ganas akan menjadi pelindung Anda, jika Anda suka memberi. Tidak terkecuali, angin, air, bumi, langit, matahari, hama tukus, dan lain sebagainya semuanya itu juga sebagai makhluk Allah dan manusia adalah khlifahnya. Masalahnya adalah pernahkah Anda berfikir bahwa Anda adalah khalifah?

Mungkin  di dalam hidup, Anda pernah mendengar bahwa ada orang sakti yang dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain padahal harus menyebrangi lautan, namun orang sakti itu  hanya memerlukan waktu yang  sangat singkat dan tidak memerlukan ongkos? Bagi sebagian orang memang ada yang pernah mendengar cerita sedemikian, tetapi dari yang pernah mendengarnya hanya sebagian kecil saja yang percaya, sebab cerita tersebut dianggap sangat tidak masuk akal, tahayul dan omong kosong.

Bagi saya, orang sakti yang dianugrahi ilmu bisa melintasi bumi dalam sekejap sangatlah rasional dan memang benar-benar ada. Misalnya pilot pesawat terbang, karena bisa mengendalikan pesawat, maka pilot dapat terbang dari daerah ke daerah lain bukan saja sang pilot tidak pakai ongkos, malah dia dibayar mahal karena bisa terbang. Sama saja tentang orang sakti menurut cerita tadi, karena dia dapat memerintahkan angin untuk menerbangkannya, atau mungkin juga dia dapat memerintahkan bumi agar berkerut maka bukan mustahil ia dapat berpindah tempat dalam sekejap.

Teladan terhadap bumi, berarti jangan sombong berjalan di atasnya, teladan terhadap air, jangan mengotori dan menyia-nyiakan air, selalu berdoa jika ingin menggunakan air. Teladan terhadap langit, jangan suka mengeluh terhadap musim yang diturunkan dari langit, Teladan terhadap binatang, tidak boleh membunuh binatang jika tidak mengganggu. Teladan terhadap tanaman, tak perlu menebang tanaman sembarangan dan teladan terhadap angin, gunakanlah setiap nafas anda dengan zikir kepada Allah. Demikian contoh contoh teladan.

Sering memberi tidak melulu dengan materi, mendoakan langit, mendoakan, angin, mendoakan bumi atau apa saja sebagai makhluk Allah kita doakan seperti ini, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu agar sudilah Engkau memberi, rakhmat, rizki, berkah dan ridlo kepada  anu…, anu…, anu… dan sebagainya, amin!” Akan lebih baik jika ditambah Sholawat Nabi dan surah Al-Fatihah diakhirnya. Memang awalnya terdengar asing, jika mendoakan angin, air, bumi, hewan bahkan saudara sesama muslim dari golongan jin.

Pernahkah Anda ketahui? Bahwa bumi yang kita injak-injak ini kelak diakhirat akan menjadi saksi atas perbuatan kita selama berada di perutnya. Bumi sebenarnya memiliki nyawa dan akan berbicara sejujurnya kepada Allah, apakah kita dahulu semasa hidup selalu bersujud menyembah Allah ataukah kita sombong di atas bumi?

Air juga pasti ngomong apabila air pernah disedakahkan kepada orang yang kehausan oleh Anda, maka air akan menyelamatkan anda dari siksa api neraka. Demikian juga angin yang Anda gunakan untuk berbicara fitnah maka angin akan memberatkan anda tenggelam di neraka, akan tetapi sebaliknya jika angin atau udara senantiasa untuk bertutur baik dan bertasbih maka ia akan menjadi teman pembela dan mendukung Anda naik ke surga.  Jadi mereka tidak mati seperti yang dikatakan ilmu materi atau ilmu fisik. Saya tegaskan disini kita sedang belajar tentang metafisik.

Orang Muslim meyakini bahwa, angin, air, gunung, hewan dan semua mahkluk memliki nyawa dan sekarang sedang bertasbih memuji Allah Yang Maha Agung.

Hidup berarti bisa diperintah, terbukti para Nabi ada yang dapat memerintah hewan dan jin (Nabi Sulaiman as.), ada yang dapat memerintahkan laut hingga terbelah (Nabi Ibrahim as.), ada juga Nabi yang dapat memengusir penyakit (Nabi Isa as.) dan sebagainya. Para nabi adalah manusia manusia teladan itulah sebabnya ia dipatuhi perintahnya oleh makhluk Allah.

Memang kehebatan para Nabi jauh lebih tinggi dibandingkan kita manusia awam, hal itu wajar, sebab keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah jauh dibawah para Nabi, namun bukan berarti tidak bisa sama sekali. Predikat kenabian para nabi mustahil dapat kita tiru sebab hanya Allah yang menetapkan mereka sebagai nabi  dan rasul, namun ada satu persamaan kita  dengan para nabi yaitu manusia sebagai khalifah.

Pada sebuah kisah dari Qais bin al-Hajjaj, dari seorang yang bercerita kepadanya. Ketika negri Mesir dibebaskan, penduduk Mesir datang menemui Amr bin Al ‘Ash, saat itu telah tiba bulan bu’nah (bulan Mesir), mereka berkata kepada Amr bin Al ‘Ash, Wahai gubernur, sungai Nil kami ini memiliki tradisi, ia tidak akan mengalir jika tradisi ini tidak dilaksanakan.”
Amr bin Al ‘Ash bertanya, “Apakah tradisi itu?”
“Jika telah lewat duabelas malam dari hitungan bulan ini, kami meminta seroang anak perawan dari orang tuanya, hingga orang tuanya rela menyerahkannya. Kemudia kami hiasi anak perawan itu dengan pakaian dan perhiasan yang paling baik, lalu kami buang ke sungai Nil.” Jawab mereka.
Amr bin Al’Ash berkata kepada mereka,  “Tradisi seperti itu tidak ada di dalam Islam dan Islam akan menghancurkan tradisi-tradisi seperti itu.”

Kemudian berlalu bulan Bun’ah (bulan kesebelas menurut hitungan kalender Qubti), sedangkan sungai Nil tetap tidak mengalir. Akhirnya para penduduk Mesir memaksa akan melaksanakan tradisi tersebut. Maka  Amr bin Al ‘Ash mengirim surat kepada Umar bin Al-Khatab tentang masalah tersebut. Umar bin Al-Khatab membalas suratnya, “Apa yang telah engkau lakukan itu benar. Saya telah mengirim satu kartu di dalam surat saya. Buanglah kartu itu ke dalam sungai Nil.”  

Ketika surat Umar bin Al-khatab tiba, Amr bin Al ‘Ash,  mengambil kartu tersebut di dalamnnya tertulis, “Dari hamba Allah, Umar Amirul Mukminin, untuk sungai Nil penduduk Mesir. Amma ba’du, jika engkau mengalir karena kehendakmu dan perkaramu maka janganlah engkau mengalir, kami tidak membutuhkanmu. Jika engkau mengalir karena perintah Allah Yang Maha Esa dan Kuasa, Dialah yang telah membuatmu mengalir. Kami memohon kepada Allah agar Ia membuatmu mengalir.” Kemudian Amr Bin Al ‘Ash membuang kartu itu ke dalam sungai Nil. Pada pagi hari Sabtu Allah membuat sungai Nil mengalir sampai 16 hasta dalam satu malam. Akhirnya tradisi jelek penduduk Mesir hilang sampai saat ini.

Kisah di atas menunjukan bahwa keteladanan Umar Bin Khatab dapat memerintah sungai Nil agar mengalir airnya, meskipun hanya melalui sepucuk kartu, sungai Nil dapat patuh tentu semua itu karena izin Allah. Berlaku bagi Umar Bin Khatab berlaku pula bagi manusia yang lain apabila keteladanan kita sebanding dengan beliau (Umar Bin Khatab) maka sebanding pula ridho Allah kepada kita.

Dari Abdullah Bin Mas’ud, ia berkata, “Kami menganggap tanda-tanda mukjizat itu sebagai berkah, sedangkan kamu menganggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan. Kami pernah bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, air yang ada hanya sedikit. Rasulullah berkata, “Mintalah kelebihan air.”  Kaum muslimin membawa bejana berisi sedikit air. Kemudian Rasulullah memasukan tangannya ke dalam bejana tersebut. Kemudia beliau berkata: “Marilah kepada kesucian yang diberkati, berkah itu dari Allah.” Saya melihat air mengalir dari antara jari jemari Rasulullah. Kami mendengar makanan-makanan itu bertasbih ketika makan itu dimakan.”


Dalam memberi doa kepada makhluk Allah, janganlah ditargetkan dengan jumlah tertentu, doakan mereka dengan keikhlasan, pada waktu-waktu yang senggang, akan lebih baik pada waktu-waktu selesai sholat.

Logikanya bahwa siapapun yang sering dikasih kebaikan, biarpun ia seorang perampok kejam, namun anda sering memberi meskipun hanya berupa doa-doa yang baik, sikap yang baik, maka ia akan berkata, “Jika ada yang mengganggu Anda kasih tahu saya!”

Perampok akan membela anda, babi hutan, belalang dan tikus malu merusak tanaman padi Anda, bumi akan menyesatkan perjalanan orang jahat yang akan menuju rumah Anda, air hujan akan patuh kepada Anda agar tidak turun dahulu sebab saat ini ada kegiatan manusia yang bermanfaat bagi orang banyak. Mereka semua akan patuh kepada anda sebab mereka semua telah berteman dengan Anda, hanya karena Anda mendoakan yang baik dan tulus buat mereka.

Tidak perlu kita bertapa di gunung, di goa, di kuburan atau berpuasa melewati batas-batas syariat agama terutama agama Islam. Apalagi memakai jimat-jimat dan membaca mantra-jampi yang kita tidak faham maknanya dengan harapan bisa mendapat kesaktian. Kelakuan seperti itu sangat tidak  rasio dan lebih kepada  jahilliyah.

                                                                                           Tabuan Asri, 14 November 2014


                                                                                                  UNTUNG IRIANTO


Tidak ada komentar:

Posting Komentar