Sabtu, 15 November 2014

I N T U I S I

I N T U I S I

Suatu hari saya didatangi seorang gadis muda yang sedang dirudung masalah. Ia menceritakan tentang perasaan bingung untuk menentukan pilihan terhadap dua orang pemuda pujaan hatinya. Si gadis harus memililih satu diantara mereka untuk menjadi suaminya, karena berapapun beratnya, toh sungguh mustahil Ia bersuamikan dua orang pemuda sekaligus. Selain itu tentu setiap pilihan pasti menyakitkan hati salah seorang diantara mereka. Rupanya rasa takut menyakit hati orang lain inilah yang menjadi permasalahan si gadis.

Sebelum dilanjut ceritra ini, saya bertanya terlebih dahulu kepada gadis itu, kenapa Ia datang kepada saya untuk menyelesaikan masalahnya?  Ia menjawab, “Dari seorang teman bahwa bapak adalah seorang supranatural dan bisa menyelesaikan masalah saya dengan baik!”

Saya hanya tersentum mendengar jawabannya. Bukan berarti saya merasa bangga disebut sebagai supranatural, melainkan agar kedatangannya dari jauh tidaklah sia-sia, itulah sebabnya saya tersenyum. Yang tersirat di dalam hati saya hanyalah sebuah do’a, “Semoga Allah menolong gadis bingung ini, amin..!”

Selanjutnya saya meninta si gadis menceritakan karakter, pekerjaan, hobi, agama, warna kulit, ketampanan, asal keturunan, pendidikan dan kekayaan masing-masing pemuda itu, di sini saya sebut saja pemuda “A” dan pemuda “B”. Dengan lancar dan gamblang gadis tadi menjawab apa saja yang saya tanyakan, sayapun tekun dan sabar mendengarkan. sesungguhnya dari setiap tutur kata jawaban gadis itu, saya sudah mendapat jawaban tentang pemuda mana yang akan ia pilih. Namun untuk menyakinkan dirinya, saya mengambil koin, pada sisi yang ada gambarnya saya umpamakan sebagai pemuda “A” dan pada sisi angka seumpama pemuda “B”.

Kemudian saya akan terangkan bahwa koin ini akan dilempar, sisi manapun yang terbuka bukanlan menjadi patokan bahwa itu yang akan dipilih sebagai suami, tetapi ikuti intuisi atau kata hati. Selanjutnya koin saya lempar dan terbukalah sisi yang bergambar artinya pemuda “A” sebagai pemenang. Saya melihat ada kerut murung pada wajah gadis itu. Sekarang jelas bahwa sebenarnya ia mengharapkan yang terbuka adalah sisi koin yang ada angkanya. Untuk mengetahui ini tak perlu ilmu supranatural tetapi cukup mendengar cerita dan bahasa wajah saja sangat mudah menentukan, siapa sebenarnya yang diidamkan gadis ini diantara dua pemuda itu.

Gadis bingung itu hakekatnya sudah memiliki jawaban atas pertanyaannya sendiri. Karena apapun yang ada di dunia ini tidak ada yang sama persis secara identik, semua kurang dan lebih. Kita sering membandingkan  sisi baik dan buruk kedua orang tua kandung kita sendiri. Tentu diantara ayah dan ibu kandung kita, pasti ada yang lebih kita sayangi, apakah Anda memilih lebih sayang kepada ayah atau kepada ibu?

Dari sekian banyak warna pasti ada satu yang paling Anda sukai, tak perduli kata orang bahwa warna itu terkesan kusam. Terhadap pakaian juga pasti ada yang anda sukai, padahal di lemari masih banyak pakain yang harganya jauh lebih mahal, namun entah kenapa justru baju yang satu ini membuat anda lebih percaya diri jika memakainya. Itulah intuisi, ia ada tidak memerlukan rasio, tak perlu logika, tak butuh belajar, tanpa rumus yang jelas dan juga selalu jujur.

Demikian saya sarankan kepada gadis itu agar memilih pemuda “B” untuk menjadi suaminya, meskipun yang terbuka pada koin yang saya lempar tadi, sisi gambar yang terbuka. Pada saat saya sarankan ia memilih pemuda “B”, tergambar wajah sumringah atau berpacar bahagia.

Tentang bagaimana caranya untuk menyampaikan kepada pemuda “A” agar ia tidak sakit hati? Saya menyuruhnya, ya sampaikan saja apa adanya, belum tentu pemuda “A” sakit hati jika disampaikan dengan sebenarnya bahwa hati ini memang memilih pemuda “B”. Walaupun si pemuda “A” ternyata memang sakit hati, itu wajar dan normal. Sampaikanlah bahwa anda meminta maaf atas keputusan ini. Meskipun sakit hati tentu tidak akan lama sebab akan hilang stelah pemuda “A” mendapat gadis baru yang menjadi kekasihnya. Akan tetapi saya juga melarang si gadis membandingkan pemuda “B” dihadapan pemuda “A”, cukup katakan bahwa keputusannya merupakan kata hati.

Atau daripada anda akan tersiksa bathin lebih lama lagi, apabila memilih pasangan yang tidak anda inginkan sepenuhnya. Tentu saya katakan juga, bahwa saya akan membantu dengan do’a agar urusannya selesai dengan lancar. Kalimat saya akan membantu dengan do’a, rupanya menjadi tambahan energy bagi si gadis, sebab yang ia tahu bahwa saya merupakan seorang supranatural, dukun atau apapun itu!

Sebutan seperti itu, sebenarnya membuat saya mual dan geli mendengarnya. Akan tetapi tak apalah apa kata mereka, yang penting saya dapat berbuat kebaikan kepada sesama.

Tadi saya menggunakan koin untuk terapi, terkadang saya juga menggunakan beberapa buah kartu atau dua helai tali, panjang dan pendek. Koin, kartu dan tali bukanlah alat yang menunjukan suatu pilihan yang benar tetapi untuk mengetahui secara intuisi tentang yang paling benar. Caranya yaitu, apapun yang terbuka atau tercabut (bila menggunakan tali) membuat hati ini resah, berarti jangan dipilih, atau pilihlah pada yang sebaliknya, sebab pada yang sebaliknya tentu ada ketenangan bathin.

Yang saya ketahui atas datangnya orang kepada saya bukan sepenuhnya karena jampi atau mantra yang akan saya bacakan. Kebanyakan mereka pulang dari rumah saya dengan senyum kepuasan karena saya telah memberi penegasan dan pembenaran atas intuisinya.  Tentu sangatlah mudah bagi saya melakukan pekerjaan seperti itu. Sebab mereka datang mengutarakan masalah dan jawabannya sudah ada pada mereka sendiri.

 
                                                 UNTUNG IRIANTO, 27 Februari 2014
 




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar