I N T U I S I
Suatu hari saya didatangi seorang
gadis muda yang sedang dirudung masalah. Ia menceritakan tentang perasaan
bingung untuk menentukan pilihan terhadap dua orang pemuda pujaan hatinya. Si gadis
harus memililih satu diantara mereka untuk menjadi suaminya, karena berapapun
beratnya, toh sungguh mustahil Ia bersuamikan dua orang pemuda sekaligus.
Selain itu tentu setiap pilihan pasti menyakitkan hati salah seorang diantara
mereka. Rupanya rasa takut menyakit hati orang lain inilah yang menjadi
permasalahan si gadis.
Sebelum dilanjut ceritra ini,
saya bertanya terlebih dahulu kepada gadis itu, kenapa Ia datang kepada saya
untuk menyelesaikan masalahnya? Ia
menjawab, “Dari seorang teman bahwa bapak adalah seorang supranatural dan bisa
menyelesaikan masalah saya dengan baik!”
Saya hanya tersentum mendengar
jawabannya. Bukan berarti saya merasa bangga disebut sebagai supranatural,
melainkan agar kedatangannya dari jauh tidaklah sia-sia, itulah sebabnya saya
tersenyum. Yang tersirat di dalam hati saya hanyalah sebuah do’a, “Semoga Allah
menolong gadis bingung ini, amin..!”
Selanjutnya saya meninta si gadis
menceritakan karakter, pekerjaan, hobi, agama, warna kulit, ketampanan, asal
keturunan, pendidikan dan kekayaan masing-masing pemuda itu, di sini saya sebut
saja pemuda “A” dan pemuda “B”. Dengan lancar dan gamblang gadis tadi menjawab
apa saja yang saya tanyakan, sayapun tekun dan sabar mendengarkan. sesungguhnya
dari setiap tutur kata jawaban gadis itu, saya sudah mendapat jawaban tentang
pemuda mana yang akan ia pilih. Namun untuk menyakinkan dirinya, saya mengambil
koin, pada sisi yang ada gambarnya saya umpamakan sebagai pemuda “A” dan pada
sisi angka seumpama pemuda “B”.
Kemudian saya akan terangkan
bahwa koin ini akan dilempar, sisi manapun yang terbuka bukanlan menjadi
patokan bahwa itu yang akan dipilih sebagai suami, tetapi ikuti intuisi
atau kata hati. Selanjutnya koin saya lempar dan terbukalah sisi yang bergambar
artinya pemuda “A” sebagai pemenang. Saya melihat ada kerut murung pada wajah
gadis itu. Sekarang jelas bahwa sebenarnya ia mengharapkan yang terbuka adalah
sisi koin yang ada angkanya. Untuk mengetahui ini tak perlu ilmu supranatural
tetapi cukup mendengar cerita dan bahasa wajah saja sangat mudah menentukan,
siapa sebenarnya yang diidamkan gadis ini diantara dua pemuda itu.
Gadis bingung itu hakekatnya
sudah memiliki jawaban atas pertanyaannya sendiri. Karena apapun yang ada di
dunia ini tidak ada yang sama persis secara identik, semua kurang dan lebih. Kita sering
membandingkan sisi baik dan buruk kedua
orang tua kandung kita sendiri. Tentu diantara ayah dan ibu kandung kita, pasti
ada yang lebih kita sayangi, apakah Anda memilih lebih sayang kepada ayah atau
kepada ibu?
Dari sekian banyak warna pasti
ada satu yang paling Anda sukai, tak perduli kata orang bahwa warna itu
terkesan kusam. Terhadap pakaian juga pasti ada yang anda sukai, padahal di
lemari masih banyak pakain yang harganya jauh lebih mahal, namun entah kenapa
justru baju yang satu ini membuat anda lebih percaya diri jika memakainya.
Itulah intuisi, ia ada tidak memerlukan rasio, tak perlu logika, tak
butuh belajar, tanpa rumus yang jelas dan juga selalu jujur.
Demikian saya sarankan kepada
gadis itu agar memilih pemuda “B” untuk menjadi suaminya, meskipun yang terbuka
pada koin yang saya lempar tadi, sisi gambar yang terbuka. Pada saat saya
sarankan ia memilih pemuda “B”, tergambar wajah sumringah atau berpacar
bahagia.
Tentang bagaimana caranya untuk
menyampaikan kepada pemuda “A” agar ia tidak sakit hati? Saya menyuruhnya, ya
sampaikan saja apa adanya, belum tentu pemuda “A” sakit hati jika disampaikan
dengan sebenarnya bahwa hati ini memang memilih pemuda “B”. Walaupun si pemuda
“A” ternyata memang sakit hati, itu wajar dan normal. Sampaikanlah bahwa anda
meminta maaf atas keputusan ini. Meskipun sakit hati tentu tidak akan lama
sebab akan hilang stelah pemuda “A” mendapat gadis baru yang menjadi
kekasihnya. Akan tetapi saya juga melarang si gadis membandingkan pemuda “B”
dihadapan pemuda “A”, cukup katakan bahwa keputusannya merupakan kata hati.
Atau daripada anda akan tersiksa
bathin lebih lama lagi, apabila memilih pasangan yang tidak anda inginkan
sepenuhnya. Tentu saya katakan juga, bahwa saya akan membantu dengan do’a agar
urusannya selesai dengan lancar. Kalimat saya akan membantu dengan do’a, rupanya menjadi tambahan energy bagi si
gadis, sebab yang ia tahu bahwa saya merupakan seorang supranatural, dukun atau
apapun itu!
Sebutan seperti itu, sebenarnya
membuat saya mual dan geli mendengarnya. Akan tetapi tak apalah apa kata
mereka, yang penting saya dapat berbuat kebaikan kepada sesama.
Tadi saya menggunakan koin untuk
terapi, terkadang saya juga menggunakan beberapa buah kartu atau dua helai
tali, panjang dan pendek. Koin, kartu dan tali bukanlah alat yang menunjukan suatu
pilihan yang benar tetapi untuk mengetahui secara intuisi tentang yang paling
benar. Caranya yaitu, apapun yang terbuka atau tercabut (bila
menggunakan tali) membuat hati ini resah, berarti jangan dipilih, atau pilihlah
pada yang sebaliknya, sebab pada yang sebaliknya tentu ada ketenangan bathin.
Yang saya ketahui atas datangnya
orang kepada saya bukan sepenuhnya karena jampi atau mantra yang akan saya
bacakan. Kebanyakan mereka pulang dari rumah saya dengan senyum kepuasan karena
saya telah memberi penegasan dan pembenaran atas intuisinya. Tentu sangatlah mudah bagi saya melakukan
pekerjaan seperti itu. Sebab mereka datang mengutarakan masalah dan jawabannya
sudah ada pada mereka sendiri.
UNTUNG IRIANTO, 27
Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar